suatu malam aku menemukan nganga
seluruhmu adalah telinga
saat kata-kata laksana hujan
membuncah dari pecahan awan
dari pecahan awan
dari pecahan awan
dari pecahan awan
dari pecahan awan
yang menghitam
dalam dada
aku meracau
aku meracau
aku meracau
aku meracau
aku masih meracau
maukah kau menghentikanku?
aku tahu
kau sudah
aku tahu
sumpal itu
menjejal
di telingamu
kamu mati,
bukan?
kalibata, 1 mei 2006
No comments:
Post a Comment